Harapan ku sudah terkikis sekarang, namun apa yang terkikis ini dengan semangat yang tersisa, mulai ku bangun kembali.Perih rasanya mengetahui apa yang telah kamu ucapkan, meski hanya satu kata, namun itu membuat jantung ku berhenti beberapa saat.Entah apa yang membuat mu mengucapkan sesuatu yang benar-benar tidak ingin aku dengar, sebuah kata yang terbawa angin, masuk ketelinga, dan membuat mataku terbuka lebar dengan tatapan yang kosong.
Aku yang telah menunggumu untuk waktu yang lama , aku yang rela sakit saat kamu bercerita tentang dia, aku yang sabar untuk membuat mu lupa akan dia yang membuatmu berharap.Namun nampaknya apa yang aku perbuat dengan taruhan perasaan itu hanya membuatku berfikir bahwa semua ini sia-sia.
Sudah ku ungkapkan semua apa yang tersimpan di hati ini, melayang jauh fikiranku untuk bisa bersamamu,Apakah ini yang di sebut dengan tangan yang tidak bisa bertepuk ? hanya harapan kosong yang aku tenggak untuk apa yang telah aku lakukan.
Sekarang, aku tidak tau harus bagaimana, tidak tau harus berbuat apa karena kamu adalah tujuan ku, tak tahu lagi kemana aku harus melangkah mengikuti perasaanku.Hilang... Lenyap... Tangis.. yaa.. semua perasaan itu aku tahan, untuk bisa mencoba tegar.
Aku terus mencoba membuatmu nyaman saat bersamaku , mencoba membuat mu tertawa, mencoba menghilangkan apa yang menjadi beban fikiranmu , tanpa menghiraukan apa yang aku rasakan saat membuatmu seperti itu.Aku mencoba untuk bisa, tentang apa yang kamu sukai.Semua itu ku lakukan untuk membuat mu mengucapkan " iya... aku mau " ketika aku mengajakmu untuk masuk kedalam hati, perasaan dan duniaku.
Mungkin aku memang tidak pantas untuk bisa mempunyai ikatan perasaan denganmu , aku dengan perasaanku , kamu dengan perasaanmu, tak akan pernah bisa menjadi satu .Ataukah kamu menunggu perasaan yang lain, namun perasaan itu bukan aku ? iya ? apakah memang begitu ? apakah aku harus membunuh orang yang kamu tunggu itu ?
Pernah kamu berfikir sedikit saja tentang perasaan ku ? pernahkah ? pernahkah ?
aku tau, semua ini tidak bisa di paksakan. Aku sadar sekarang , aku memang bukan pilihanmu.Terimakasih untuk waktu sebelum aku mengutarakan semuanya. Akan aku kenang, akan aku jadikan hadiah yang manis,
Aku hanya bisa memandangi potret dari sini , mengusap pipimu , berbicara dengannya , terus mengungkapkan perasaan ku , berharap potretmu membalas jawaban pertanyaanku dengan jawaban yang aku harapkan. apakah aku gila ?
seandainya kamu tahu, perasaanku melebihi siapapun orang yang kamu harapakan untuk bisa bersamamu...
kamu... terlalu tinggi ....
namun suatu saat aku pasti bisa menggapaimu...
Sabtu, 20 Oktober 2012
Jumat, 12 Oktober 2012
Sejenak aku berfikir
Sayang
atau cinta adalah sebuah kata untuk
sebagian orang merupakan kata yang memiliki suatu makna yang manis dan indah, namun
argumen tersebut hanya untuk orang yang cintanya terbalaskan.Untuk sebagian orang lainnya , cinta adalah sesuatu yang harus di
perjuangkan meski sudah melukai apa yang seharusnya tidak terluka, argumen ini
berlaku untuk orang yang cintanya tidak/belum terbalaskan.
Memang
indah saat cinta kita terbalaskan oleh orang yang kita harapkan untuk membalas,
saling perhatian, ada pertengkaran kecil yang menarik dan apapun akan terasa indah saat dihadapi
bersama.Namun ketika cinta kita tidak terbalaskan, rasanya pun akan berbanding
terbalik dengan apa yang di harapkan.
Sakit
rasanya jika melihat orang yang kita sayang hanya menjadi sebatas teman,
padahal hati kita menginginkan lebih
.Hanya memandang dari kejauhan, hanya dianggap seadanya saja, tidak bisa
menjadikan apa yang tidak kita inginkan.
Disini,
aku mencoba untuk menjadi orang yang
cintanya belum terbalaskan, mencoba merasakan sesuatu yang tidak selalu manis,
namun pahit, merasakan apa yang tidak ingin orang rasakan.
Ketika
mencoba membayangkan dia, hati ini terasa sedikit retak , ribuan pertanyaan
mengalir dalam pikiranku,diantaranya adalah “ apa yang salah? apa yang kurang?
dan apa yang seharusnya aku lakukan ? “ segala cara yang ku tahu telah ku
lakukan untuk membuatnya sedikit memperhatikanku bahwa aku ingin lebih,
bersamanya.Sikap yang acuh telah menjadi bumbu yang seharusnya tidak ada saat
aku berinteraksi dengannya, namun.. . apalah daya, hanya itu yang bisa ku rasakan, apapun bumbu
yang di beri, aku tetap mencoba terus tersenyum saat menikmatinya.
Saat bertemu
dengan dia, aku berusaha menyembunyikan semua perasaanku.Mencoba bersikap
sangat biasa adalah satu-satunya cara untuk terlihat normal.Saat berbicaranya
dengannya sesekali aku melihat matanya , dan terkadang menatapnya jauh lebih
dalam.Melakukan tindakan yang membuatnya tertawa juga salah satu yang ku
lakukan untuk melihat apa yang jarang aku lihat, sesuatu yang paling indah dan
membuatku terperangkap dalam tawanya yang manis.
Aku
memang belum mengutarakan semua perasaanku, karena dengan melihat respon yang
dia beri kepadaku hanya biasa saja, entah karena sifatnya atau dia
menginsyaratkan padaku bahwa dia menolakku dengan cara yang tidak menyakitkan.Mungkin
aku kan mengutarakannya segera, dengan kesiapan hati yang cukup dan menerima
resiko, di terima, atau di ............
Sekuat
apapun aku mengejar dia, rasanya dia selalu berada beberapa langkah di
hadapanku, takkan mampu meraihnya walau tangan ini sudah mencoba untuk
menggapainya.Aku pun berfikir, bahwa Tuhan memberikan apa yang aku butuhkan,
tapi entah kenapa aku masih belum di berikan apa yang aku butuhkan, yaitu dia.
Apakah
aku harus berhenti sekarang ? ataukah aku harus lanjut dengan resiko yang
pahit, sangat pahit? Ingin sekali aku mengutarakan semua perasaanku padanya,
namun entah kenapa aku masih belum merasa pantas untuk melakukan ini, mungkin
agak berlebihan namun inilah yang aku rasakan.
Sejenak
aku berfikir, “ lebih tinggi dari bulan, ya.. karena itu aku tak akan bisa
menggapaimu..”
Langganan:
Postingan (Atom)